PENENTUAN BAHAN KAPUR DAN BAHAN ORGANIK DALAM TANAH


LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI TANAH
ACARA 2
PENENTUAN BAHAN KAPUR DAN BAHAN ORGANIK DALAM TANAH
oleh       :flowerlife


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
       I.            TUJUAN
1.      Mahasiswa dapat menentukan bahan kapur dalam tanah
2.      Mahasiswa dapat menentukan bahan organik dalam tanah

    II.            ALAT dan BAHAN
Ø  Alat
1.      Gelas ukur (10ml)
2.      Pipet
3.      Cawan
Ø  Bahan
1.      Sampel tanah di lokasi
2.      Larutan H2O2
3.      Larutan HCL

 III.            DASAR TEORI
Tanah tersusun oleh bahan padatan, air dan udara. Bahan padatan ini meliputi bahan mineral berukuran pasir, debu, dan liat, serta bahan organic. Bahan organic tanah biasanya menyusun sekitar 5% bobot total tanah, meskipun hanya sedikit tetapi memegang peran penting dalam menentukan kesuburan tanah, baik secara fisik, kimiawi maupun secara biologis tanah. Sebagai komponen tanah yang berfungsi sebagai media tumbuh, maka bahan organik juga berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman dan mkroba tanah, yaitu sebagai sumber energy, hormone, vitamin dan senyawa perangsang tumbuhan lainnya.
Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam (continuum) senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi (disebut biontik), termasuk mikrobia heterotofik dan ototrofik yang terlibat (biotik).
Sumber primer bahan organik tanah maupun seluruh fauna dan mikroflora adalah jaringan organik tanaman, baik berupa daun, batang/cabang, ranting, buah maupun akar, sedangkan sumber sekunder berupa jaringan organic fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan bahan organic tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organic berupa pupuk kandang (kotoran ternak yang telah mengalami dekomposisi), pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan).
Bahan organik tanah berperan secara fisik, kimia maupun biologis, sehingga menentukan status kesuburan suatu tanah. Humus merupakan koloidal organik yang bermuatan listrik, sehingga secara fisik berpengaruh terhadap struktur tanah dan secara kimiawi berperan dalam menentukn kapasitas pertukaran anion/kation sehingga berpengaruh penting terhadap ketersediaan hara tanah, dan secara biologis merupakan sumber energi dan karbon bagi mikrobia.
secara langsung bahan organic tanah merupakan sumber senyawa-senyawa organic terhadap tanah dan tanaman meskipun dalam jumlah sedikit, seperti alanin, glisin dan asam-asam amino lainnya, juga hormon/zat perangsang tumbuh dan vitamin. Secara fisik, bahan organic berperan :      
1.      Memengaruhi warna tanah menjadi coklat-hitam,
2.      Merangsang granulasi,
3.      Menurunkan plastisitas dan kohesi tanah (brady, 1984).
4.      Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, dan
5.      Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperature tanah menjadi stabil.
Secara kimiawi bahan organik tanah berperan sebagai :
1.      Bagian mudah terurai dari bahan organic tanah melalui proses mineralisasi akan menyumbangkan sejumlah ion-ion hara tersedia
2.      Senyawa sisa mineralisasi dan senywa sulit terurai melalui proses humifikasi akan menghasilkan humus tanah yang terutama berperan secara koloidal,
3.      Selama proses dekomposisi, sejumlah hara tersediaakan diakumulasikan ke dalam sel-sel mikrobia, yang apabila mikrobia ini mati mudah dimineralisasikan kembali,
4.      Koloidal organic ini melalui muatan listriknya dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloidal anorganik.
5.      Melalui kemampuannya dalam mencengkam mineral oksida bermuatan positif dan kation-kation terutama Al dan Fe yang reaktif.
Bahan organik dan mineral tanah terutama berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara bagi tanaman dan biot tanah. Bahan organik merupakan sumber energy, karbon dan hara bagi biota hipotrofik, sehingga keberadaan BOT akan sangat menetukan populasi dan aktivitasnya dalam membebaskan hara-hara terseddia yang dikandung oleh BOT tersebut.

Kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sector industry ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan, bahan penstabil jalan raya, pengapuran untuk pertanian dll.            Bahan Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen, membentuk bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium. Kapur sangat ekonomis karena harganya yang murah (Anonim, 2015).          
Beberapa jenis kapur antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Kapur tohor adalah hasil pembakaran batu kapur alam yang komposisinya sebagian besar merupakan kalsium karbonat (CaCO3) pada temperature diatas 900 derajat Celsius terjadi proses calsinasidenganpelepasan gas CO2 hingga tersisa padatan CaO atau bisa juga disebut quick lime. CaCO3 (batu kapur) —>CaO (kapur tohor) + CO2.
2.      Kapur padam adalah hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan membentuk hidrat CaO + Air ( H2O ) —>Ca (OH)2 (kapur padam) + panas.
3.      Kapur udara adalah kapur padam yang apabila diaduk dengan air dan membentuk setelah beberapa waktu hanya dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon dioksida (CO2). Ca (OH)2 +CO2 —>Ca CO3 + H2O
4.      Kapur hidrolis adalah kapur padam yang diaduk dengan air setelah beberapa waktu campuran dapat mengeras baik didalam air maupun didalam udara. Sifat – sifat kapur padam :
·         Mempunyai sifat plastis yang baik (tidak getas)
·         Memberi kekuatan
·         Dapat mengeras dengan mudah dan cepat
·         Mudah dikerjakan
·         Mempunyai ikatan yang bagus dengan batu/bata.
Bahan induk tanah mempunyai nilai pH yang bervariasi tergantung jenis material penyusunnya dan derajat pelapukannya, sehingga tanah-tanah muda yang baru terbentuk mempunyai nilai pH yang selaras dengan bahan induknya. Tanah-tanah induk batuan kapur karbonat berpH di atas delapan, sedangkan yang beragam Na mencapai Ph 10. Tanah-tanah berkapur jika diberi larutan asam hiproklorit (HCI), akan menghasilkan karbon dioksida yang menguap, sisa karbonat jika di hidrolisis oleh air akan menghasilkan ion-ion OH, sehingga lebih dominan disbanding ion OH dan menghasilkan Ph sekitar 8,3.

 IV.            LANGKAH  KERJA
a.       Penentuan Kandungan HCL
1.      Mempersiapkan sempel tanah yang akan digunakan
2.      Mengambil larutan  HCL sebanyak 5 ml kemudian meletakkannya ke dalam gelas ukur
3.      Memasukkan tanah sesuai dengan horizon kedalam cawan yang telah disediakan , lalu meneteskan larutan HCL maksimal 5 tetes
4.      Memperhatikan dan mengamati reaksi yang terjadi pada tanah
5.      Mencuci alat-alat yang telah digunakan selama praktikum
b.      Penentuan Kandungan H2O2
1.      Mempersiapkan sampel tanah yang akan digunakan
2.      Mengambil larutan H2O2 sebanyak 5 ml kemudian meletakkannya kedalam gelas ukur
3.      Memasukkan tanah kedalam cawan, lalu meneteskan larutan H2O2 maksimal 5 tetes
4.      Memperhatikan dan mengamati reaksi yang terjadi pada tanah
5.      Mencuci alat-alat yang telah digunakan selama praktikum.

    V.            HASIL PRATIKUM
HORIZON
HCL
H2O2
O
Tidak ada buih
Buih banyak
A
Tidak ada buih
Buih sangat banyak
AE
Tidak berbuih
Buih banyak
B
Tidak berbuih
Buih banyak

Keterangan :
·         Tempat praktikum       : laboratorium  Universitas Negeri Malang
·         Waktu praktikum        : 9 maret 2018



 VI.            PEMBAHASAN
Praktikum penentuan bahan kapur dan bahan organik pada acara 2 ini dilakukan dilaboratorium Universitas Negeri Malang. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 9 maret  2018 sekitar pukul 10.30 WIB.
Dalam praktikum ini digunakan larutan kimia berupa larutan H202 (hydrogen peroksida) dan HCL (asam klorida). Cairan H2O2 meupakan cairan yang digunakan untuk mengetahui kadar bahan organic tanah. Cara untuk mengetahui kadar bahan organic tanah tersebut adalah dengan menetesi sampel tanah menggunakan cairan ini. Tanah yang diberi cairan H2O2 akan memberikan reaksi berupa  mengeluarkan buih atau gelembung bahkan bisa jadi mengeluarkan asap,jika tanah bereaksi sehingga mengeluarkan asap dapat diketahui bahwa tanah tersebut mengandung bahan organic tanah sangat  tinggi sehingga tanah dapat dikategorikan sebagai tanah subur dan baik untuk tanaman.
Pada horizon O ketika diberi cairan H2O2 reaksinya adalah tanah mulai berbuih di tetesan pertama. Hal ini menunjukkan bahan tanah ini memiliki kandungan bahan organic tinggi. Mengingat pada saat pengambilan sampel di desa Tegalweru terlihat bahwa horizon O banyak terdapat dedaunan yang belum mengalami dekomposisi serta banyaknya akar-akar tumbuhan. Dengan kedalaman horizon O sekitar ± 20 cm. Warna tanah pada lapisan ini adalah very dark brown. Biasanya tanah yang berwarna cokelat hingga hitam mengandung unsure hara atau  bahan organik tinggi akibat proses dekomposisi dedaunan atau tumbuhan yang ada diatasnya.
Pada horizon A ketika diberi airan H2O2 mulai berbuih pada tetesan pertama. Namun buih pada horizon ini lebih banyak daripada horizon O. proses pencucian oleh air hujan ternyata mempengaruhi hal ini. Bahan organic yang terdapat di horizon O terbawa oleh air dan berkumpul disini. Oleh karena itu horizon A memiliki kadar kandungan BOT yang ppaling tinggi. Kedalamannya sekitar ± 18 cm. tanah pada lapisan horizon ini warnanya gelap namun sedikit lebih terang daripada lapisan sebelumnya. Berdasarkan sampel yang diambil dan dicocokkaan warnanya dengan panduan buku mussle, dapat diketahui bahwa warna tanah pada lapisan ini adalah dark brown.
Horizon AE, merupakan horizon yang terletak dibawah lapisan horizon A. Warna tanah pada lapisan ini adalah light yellowist brown. Pada horizon ini warna tanah cenderung lebih terang dibandingkan dengan horizon yang lain. Dikarenakan pada lapisan ini terjadi pencucian yang sangat efektif oleh air hujan. Sehingga mineral-mineral yang ada terbawa air menuju ke lapisan bawahnya. Reaksi yang diberikan oleh tanah ketika ditetesi oleh cairan H2O2 adalah berbuih namun pada tetesan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organic tanahnya mulai berkurang dibandingkan tanah pada lapisan O dan A.
Horizon B, merupakan horizon yang terletak dibawah horizon AE. Pada lapisan ini terjadi penimbunan mineral dan partikel yang dibawa oleh air. Sehingga warna tanah lebih gelap dibandingankan pada lapisan AE. Adapun warna tanah pada lapisan ini adalah yellowist brown. Ketika ditetesi oleh cairan H2O2 reaksi yang diberikan tanah adalah berbuih ditetesan kedua namun buihnya lebih banyak dibandingkan horizon AE. Hal ini mungkin disebabkan karena pada horizon ini terjadi proses penumpukan mineral dan unsure hara yang tercuci akibat proses elluvasi.
 Vegetasi, jasad hidup merupakan yang paling berperan dalam perkembangn proses tanah, karena merupakan sumber utama bahan organic tanah. Meskipun keberadaaannya hanya sekitar 30 % saja, namun keberadaan bahan organik tanah sangat dibutuhkan bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Bahan organic ini terdiri dari unsure hara yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Unsure hara berfungsi sebagi makanan bagi tumbuhan. Tanpa adanya unsure hara tanaman tidak dapat tumbuh dengan subur dan maksimal.
Selanjutnya adalah mengetahui kandungan bahan kapur dalam tanah. Untuk mengetahui kadar kandungan bahan kapur di dalam tanah cairan yang harus digunakan adalah cairan HCL. Dengan meneteskan beberapa tetesan HCL dapat diketahui apakah tanah tersebut mengandung kapur atau tidak. Tanah yang diberi cairan HCL akan memberikan reaksi yang sama dengan tanah yang diberi cairan H2O2 yakni berbuih. Tanah yang berbuih menandakan bahwa tanah tersebut mengandung kapur yang tinggi. Bila tidak berbuih maka sebaliknya. tinggi rendahnya kdar kapur dalam tanah berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah. Tanah yang mengandung zat kapur terlalu tinggi biasanya tidak baik untuk tanaman dan tidak sembarangan tanaman yang dapat tumbuh diatasnya. Pada horizon O ketika ditetesi cairan HCL reaksi yang terjadi adalah tidak berbuihPada horizon A, AE, dan B ketika ditetesi cairan HCL tidak berbuih.
Hal ini menunjukkan bahwa tanah didesa Tegalweru tidak mengandung kapur. Sehingga sangat baik untuk digunakan sebagai tempat untuk bercocok tanam. desa Tegal weru merupakan desa yang dekat dengan gunung kawi sehingga tanah yang ada disana merupakan tanah andosol atau tanah vulkanis. Tanah andosol merupakan tanah yang sangat subur dan cocok sekali untuk pertanian. Warna tanah ini biasanya berwarna coklat kelabu hingga hitam serta memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Tingkat kejenuhan basanya juga tinggi.

VII.            KESIMPULAN
1.      Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui kandungan kapur dalam tanah maka cairan yang digunakan adalah cairan HCL. Tanah pada desa tegalweru memiliki kandungan kapur yang sangat sedikit.
2.      Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui Bahan Organik dalam tanah cairan yang digunakan merupakan cairan HCL. Reaksi tanah yang memiliki kandungan bahan organic akan berbuih. Bahkan berasap, jika demikian hal itu menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kandungan unsure hara yang sangat tinggi. Berdasarkan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa tanah di desa tegalweru memiliki kandungan bahan organic tinggi, sehingga cocok untuk pertanian.









VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Sartohadi, Junun, Jamulya, Nur Indah Sari Dewi 2012. Pengantar Geografi Tanah.               Yogyakarta : PustakaPelajar.           
Hanafiah, Kemas Ali .2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah .Jakarta : PT Raja Grafindo Sejahtera.
Utomo, Dwiyono Hari. 1992. Geografi Tanah. Malang : IKIP Malang.
Astuti, WedyoriniWindi, dkk. (2015). ANALISIS PENGARUH BAHAN TAMBAH KAPUR TERHADAP KARAKTERISTIK RAP (RECLAIMED ASPHALT PAVEMENT). Universitas Muhammadiyah Surakarta.


 IX.            LAMPIRAN
a.       Horizon O sebelum dan sesudah diberi cairan H202
PicsArt_03-09-05.33.14.jpg 
b.      Horizon A sebelum dan sesudah diberi cairan H202
PicsArt_03-09-05.29.47.jpg 
c.       Horizon AE sebelum dan sesudah diberi cairan H2O2
PicsArt_03-09-05.36.26.jpg 
d.      Horizon B sebelum dan sesudah diberi cairan H2O2
PicsArt_03-09-05.39.08.jpg 
e.       Horizon O setelah diberi cairan HCL

f.       Horizon A setelah diberi cairan HCL


g.      Horizon AE setelah diberi cairan HCL

h.      Horizon B setelah diberi cairan HCL





Komentar

Postingan Populer