PENGGUNAAN PETA RUPA BUMI INDONESIA
LAPORAN PRAKTIKUM
KARTOGRAFI DASAR
ACARA II
PENGGUNAAN PETA RUPA BUMI INDONESIA
Dosen pengampu : Drs. Rudi Hartono, M. Si
Dibuat oleh :
Nama :
Zahroh Hayati
NIM :
Offering : L
Asisten Praktikum : Lela
Wahyu Ning Tyas
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
2017 / 2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KARTOGRAFI
PENGGUNAAN PETA RBI
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Laporan Praktikum Kartografi
yang berjudul Penggunaan Peta RBI ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kartografi, telah disahkan dan disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Oleh :
ZAHROH HAYATI
170721636559
Mengetahui
Asisten
Praktikum Dosen
Pengampu
Lela
Wahyu Ning Tyas Drs.
Rudi Hartono,M. Si
ACARA II
Penggunaan Peta Rupa Bumi Indonesia
A.
TUJUAN
1.
Untuk
menyelesaikan tugas praktikum membaca, menganalisis, dan menginterpretasi peta
RBI
2.
Untuk
mengetahui konsep dasar tentang peta RBI
3.
Untuk
mengetahui bagaimana cara membaca, menganalisis dan mengintrepertasikan peta
RBI.
4.
Untuk
mengetahui cara mengukur kemiringan lereng suatu daerah.
5.
Untuk
mengetahui besar sudut azimuth suatu wilayah.
B.
LANDASAN TEORI
Peta adalah suatu gambaran dari unsure-unsur alam dan atau buatan
manusia, yang berada di atas maupun dibawah permukaan bumi yang digambarkan
pada suatu bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Beberpa jenis peta
secara umum dpat dikategorikan menjadi dua yatitu
1.
Peta rupa bumi
Peta yang menampilkan sebagian
unsure buatan manusia (kota,jalan,struktur bangunan) serta unsure alam (sungai
, danau, gunung dsb) pada bidang datar dengan skala dan proyeksi tertentu. Peta
rupabumi dalam istilah asingnya sering disebut sebagai topographic map.
2.
Peta tematik
Peta yang menyajikan tema tertentu
dan untuk kepentingan tertentu (lnd status, penduduk, transportasi, dll).
Dengan menggunakan peta rupa bumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk
meletakkan informasi tematiknya.
Peta rupa bumi dapat berfungsi dengan baik bila seorang pemakai
dapat membaca informasi peta dengan mudah. Membaca peta merupakan suatu
kegiatan tahap awal didalam menggunakan peta. Kegiatan ini tidak terbatas pada
kemampuan membaca, menafsirkan symbol teks saja. Namun perlu memahami
sepenuhnya tentang keadaan lapangan yang digambarkan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membaca peta adalah:
a.
Skala peta,
erat kaitannya dengan ukuran geometri bumi, misalnya perbandingan jarak
dilapangan dengan jarak dip eta.
b.
Symbol, merupakan
penggambaran dari kenampakan yang ada di permukaan bumi.
c.
System
koordinat, berkaitan dengan penentuan posisi obyek yang dilapangan.
d.
Arah utara,
panduan arah ke target utara dipeta dipakai sebagai penunjuk arah utara bila
kita berada dilapangan.
Pada dasarnya dalam sebuah peta rupabumi Indonesia akan ditemui 2
informasi, yaitu :
a.
Muka peta,
merupakan bagian pokok peta yang menunjukkan sejumlah obyek yang ada di daerah
tertentu termasuk informasi nya.
b.
Informasi tepi
peta, merupakan bagian peta yang berisi penjelasan secara detail, yang dapat
membantu penggunaan peta.
Informasi yang disampaikan dalam muka peta adalah
kenampakan-kenampakan yang menggambarkan unsure-unsur berikut :
a.
Buatan manusia,
seperti : rel kereta api, jalan, bangunan, sawah dan sebagainya
b.
Perairan :
seperti, danau, rawa,sungai, dan sebagainya.
c.
Unsure alam
seperti : gunung, bukit, pegunungan ,lembah, dan sebagainya.
d.
Tumbuhan,
seperti : hutan, semak belukar, padang rumput, dan sebagainya
Unsure diatas merupakan kenampakan yang nyata wujudny. Unsure yang
tidak nyata tetap ditampilkan, misalnya : koordinat geografi dan koordinat
system proyeksi( l,b dan x,y), garis kontur, batas administrasi dll. Walaupun
unsure tersebut bersifat abstrak, namun merupakan unsur penting didalam
menggambarkan permukaan bumi. Penggambarran obyek atau kenampakan muka bumi di
lapangan pada susatu peta digunakan bentuk symbol. Symbol dapata berupa diagram
, desain, huruf, karakter, atau singkatan yang ditempatkan pada peta.
Symbol-simbol yang digunakan paada peta harus memiliki bentuk yang mudah
dikenali dan jelas. Namun demikian ada beberapa symbol yang harus dijelaskan
artinya. Penjelasan symbol-simbol tersebut dapat diketahui pada lagenda. Perlu
di perhatikan bahwa symbol terletak di dalam muka peta, sedangkan lagenda
letaknya di informasi tepi. Keberadaan sejumlah symbol pda peta tergantung pada
skala peta. Secara umum ada 3 bentuk symbol peta yaitu :
1.
Titik,misalnya
menggambarkan obyek pusat ibukota administrasi,bandara, pelabuhan, dan
sebagainya.
2.
Garis, menggambarkan
obyek linier misalnya jalan, rel kereta api, sungai, dan sebagainya.
3.
Area, membentuk
suatu luas area misalnya sawah, hutan, danau, pemukiman, dan sebagainya.
selain menggunakan symbol titik, garis, area untuk menggambarkan
suatu kenyataan di muka bumi, peta juga menampilkan bentuk permukaan bumi yang
di wakili oleh kontur. Kontur adalah garis khayal peta untuk menggambarkan
semua titik yang mempunyai ketinggian yang sama di atas atau dibawah permukaan
datum tertentu yang disebut permukaan laut rata-rata. Klasifikasi kemiringan
lereng menurut Van Zuidam (1985) :
a.
0 – 2 % DATAR
b.
2 – 7 % SEDIKIT
MIRING
c.
7 – 15 % MIRING
d.
15 – 30 % AGAK
CURAM
e.
30 – 70 % CURAM
f.
70 – 140 % SANGAT CURAM
g.
> 140 % CURAM EKSTREM
Daerah aliran sungai (DAS) menurut Asdak (1995:4 ) diartikan
sebagai daerah yang dibatasi punggung-unggung gunung dimana air hujan yang
jatuh didaerah itu akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan
melalui sungai-sungai kecil ke sungai-sungai utama. Daerah Aliran Sungai
biasanya dibagi menjadi 3 yaitu bagian hulu, bagian tengah,dan bagian hilir
(Asdak, 1995:11). Dalam buku karya I Wayan Treman, M.So.,M.Sc. (geomorfologi) mengklasifikasikan
lembah sungai berdasarkan atas bentuk lembah ada 4 yaitu :
·
Dendritik
Pola
pengaliran seperti pohon, dengan anak-anak sungai dan cabangnya mempunyai arah
yang tidak beraturan. Umumnya berkembang pada batuan yang resistensinya
seragam, batuan sedimen datar atau hamper datar, daerah batuan beku massif,
daerah lipatan, daerah metamorf yang kompleks. Control struktur tidak dominan
di pola ini, namun biasanya pola aliran ini terdapat di daerah punggungan suatu
antiklin.
·
Rectangular
Pola
pengaliran dimana anak-anak sungai nya membentuk sudut tegak lurus dengan
sungai utamanya, umumnya pada daerah patahan yang bersistem (teratur).
·
Trellis
Bentuk
seperti daun dengan anak-anak sungai sejajar. Sungai utama biasanya memanjang
searah dengan jurus perlapisan batuan. Umunya terbentuk pada batuan sedimen
berselang-seling antara yang mempunyai resistensi rendah dan tinggi. Anak-anak
sungai akan dominan terbentuk dari erosi pada batuan sedimen yang mempunyai
resistensi rendah.
·
Radial
Pola
pengaliran yang mempunyai pola memusat atau menyebar dengan satu titk pusat
yang dikontrol oleh kemiringan lerengnya.
Informasi lainnya yang terdapat dalam peta rupa bumi adalah system
koordinat poyeksi transverse Mercator. System koordinat ini digunakan untuk
menentukan posisi suatu obyek dipeta atau dilapangan.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Kertas kalkir
2.
Peta RBI
Karakter
peta RBI yang digunakan :
·
Format baku
peta RBI skala 1 : 25.000
·
Tampilan dan
informasi tepi peta RBI
·
Informasi yang
dikandung : lokasi geografis, penggunaan lahan dan vegetasi, batas
administrasi, permukiman, objek perhubungan dan transportasi, objek hidrologi,
relief, toponomi objek.
3.
Pensil
4.
Penggaris
5.
Spidol ohp 3
warna ( merah, hitam, biru )
6.
Penghapus.
7.
Busur
8.
Benang
D.
LANGKAH KERJA
1.
Siapkan alat
dan bahan yang akan dibutuhkan.
2.
Letakkan kertas
kalkir di atas peta RBI untuk memudahkan anda dalam menjiplaknya.
3.
Mulailah
menggaris garis lintang dan bujur .
4.
Gambarlah
setiap batas administrasi wilayah yang ada menggunakan spidol OHP, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a.
Spidol OHP
hitam menggambarkan batas administrasi wilayah, dengan ketentuan :
b.
Spidol OHP
merah menggambarkan jalan.
c.
Spidol OHP biru
menggambarkan sungai,bendungan,danau,dan sebagainya.
5.
Buatlah lagenda
yang berisi keterangan tentang peta dilengkapi dengan judul peta, skala.
6.
Jika ingin
mengetahui kemiringan lereng daerah nya, maka pilihlah kontur yang diinginkan
di dua titik yang berbeda.
7.
Jika ingin
mengetahui sudut azimuth suatu wilayah nya maka cari 2 wilayah yang berbeda
lalu tarik garis yang mengubungkan antara dua titik tersebut dan mulailah
menghitung besar sudut dengan menggunakan busur.
E.
HASIL
1)
Kontur atau
kemiringan lereng
Dapat
dicari dengan rumus :
x 100%
=
x 100 %
=
1,4 % ( datar )
2)
Sudut azimuth
satu desa dengan desa lain :
A
B
Azimuth AB = 160˚
Back
azimuth AB = 340˚
3)
Panjang sungai
sebenarnya.
= panjang pada
peta x penyebut skala
= 290 cm x
25.000
= 7.250.000 cm
= 72,5 km
F.
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini saya melakukan praktikum peta RBI. Dalam penyelesaiannya
saya melakukan beberapa tahapan. Yang pertama adalah tahapan membaca peta, yang
meliputi menuliskan judul, skala, nomor indeks peta, tipe skala, jenis proyeksi
yang dipakai, wilayah administrasi yang tergambar pada peta, serta sumber data
peta RBI.
a)
Membaca peta
Pada
tahapan ini saya mencari data peta yang ada. Pada praktikum ini saya menggunakan
peta Rupa Bumi Indonesia daerah Pakisaji, tetapi saya berfokus pada kecamatan
Wonosari,Malang. Peta RBI ini berskala 1 : 25.000, lembar 1607-433. Skala yang
digunakan dalam peta ini adalah menggunakan skala angka namun juga disertai
dengan skala batang pada bagian bawah peta. Adapun administrasi wilayah yang
saya pakai adalah warna hitam menggambarkan batas wilayah, warna biru
menggambarkan bagan air, dan warna merah saya gunakan untuk menggambarkan
jalan. Adapun untuk batas administrasi digunakan ketentuan sebagai berikut :
·
Titik dua
menunjukkan batas kota, atau kabupaten
·
Titik tiga
menunjukkan batas kecamatan.
·
Titik empat
menunjukkan batas antar desa
Kecamatan wonosari merupakan salah satu
kecamatan yang ada dimalang. Terdiri dari 8 desa yaitu desa plandi, desa
kluwut, desa plaosan, desa sumber tempur, desa kebabong, desa sumberdem, desa
bengelan, desa wonosari. Ada 3 desa yang tidak tergambar dalam peta yang saya
buat dikarenakan peta yang ada terpotong. Untuk pola pemukiman Jika dilihat
dari peta RBI yang ada pola pemukimannya memanjang searah dengan jalan.
Masyarakat memanfaatkan DAS yang ada
untuk mengairi persawahan mereka. Kecamatan ini terdapat sekolahan, masjid,
gereja, puskesmas dan sebagainya. Kecamatan wonosari secara administrative
berbatasan dengan berbagai kecamatan di malang. Sebelah utara berbatasan dengan
kecamatan ngajum dan kecamatan wagir. Sedangkan disebelah selatan berbatasan
dengan kecamatan kromengan. Dan sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
ngajum.
Jenis proyeksi yang dipakai dalam
pembuatan peta ini adalah proyeksi peta Transverse Mercator. Peta ini dicetak
oleh Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL).
b)
Menginterpretasi
peta
Dalam
mengukur sudut saya menggunakan cara azimuth dengan melihat satu desa dari desa
lain. Dalam praktikum ini saya mengambil dua masjid yang berbeda di dua desa
yang berbeda. Dengan menarik garis yang menghubungkan dua titik tersebut,
setelah itu membuat garis lurus yang menunjukkan arah utara dan selatan. Garis
acuannya adalah utara peta. Setelah itu mulai menghitung besarnya sudut yang
dihasilkan menggunakan bantuan busur. Hasil yang di peroleh adalah sudut
azimuth A-B adalah 160˚ dan back azimuth
nya adalah 340˚
Kemudian
saya menentukan tinggi suatu wilayah. Setelah memperhatikan peta itu saya
mendapatkan bahwa tempat tertinggi terletak di desa kebabong yakni dengan
kontur 700 dan belum keluar dari desa ini juga mengalami penurunan ketinggian
yakni turun menjadi 600. Adapun desa dengan ketinggian terendah adalah desa
plandi dengn kontur intervalnya 350. Jika kita menghitung kemiringan lereng dengan
menggunakan rumus kontur tertinggi – kontur terendah dibagi dengan penyebut
skala lalu dikalikan dengan 100% maka dapat dihasilkan kemiringan lereng di
daerah ini berkisar 1,4%.(perhitungan dapat dilihat di bab hasil).
Jika melihat klasifikasi kemiringan lahan
menurut Van Zuidam maka dapat disimpulkan daerah ini memiliki kemiringan lereng
yang termasuk datar.
c)
Menganalisis
peta
Untuk
mengetahui perbedaan bagian sungai dapat diperhatikan topografi di daerah
sekitarnya. Daerah hulu biasanya terletak di pegunungan atau perbukitan yang
memiliki kemiringan lereng yang terjal. Bagian tengah merupakan daerah yang
landai yang merupakan daerah peralihan antara bagian hulu dan hilir. Sedangkan
bagian hilir biasanya terdapat di daerah yang datar.
Daerah
aliran sungai pada daerah ini merupakan daerah hilir sungai. Terletak pada daerah dengan kemiringan kurang dari 8 %..
Karena terletak pada kemiringan yang kurang dari 8% maka ia terletak di daerah
yang landai atau datar. Sehingga biasanya jika hujan lebat dan air yang
mengalir dari hulu deras mengakibatkan daerah ini menjadi daerah yang rawan
banjir. Selain itu DAS pada daerah ini juga tidak rapat atau renggang. Jika
dilihat dari aliran sungai tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sungai
tersebut termasuk kedalam jenis sungai dendritik.
Saya
juga melakukan pengukuran panjang sungai sebenarnya yang terdapat pada daerah
ini. Yakni dengan cara menghitung panjang sungai yang ada pada peta dengan
menggunakan benang lalu mengukurnya dengan penggaris setelah didapatkan
hasilnya maka dikalikan dengan penyebut skala yang ada ( perhitungan dapat
dilihat di bab hasil ). Maka didapatkan panjang sungai sebenarnya pada daerah
ini adalah 72,5 km.
Jenis
vegetasi yang mendominasi biasanya berupa tanaman pertanian atau persawahan.
Pada peta tersebut desa yang memiliki persawahan yang banyak adalah didesa
kluwut dan desa plandi. Pada daerah ini juga terdapat banyak permukiman. Dimana
pemukiman warga berpola searah dengan jalan.
G.
KESIMPULAN
Dilihat dari hasil dan pembahasan diatas dapat
di ambil kesimpulan bahwa :
Ø Dilihat dari kontur interval nya yakni 700 mdpl
maka kecamatan wonosari sebagian terletak di dataran tinggi dan sebagian lagi
terletak di daerah yang landai atau datar.
Ø Daerah kecamatan wonosari terutama pada desa
plandi, kluwut, kebabong, plaosan termasuk daerah yang memiliki kemiringan
lereng yang datar. Yang kemiringan lerengnya adalah 1,4 %.
Ø Daerah aliran sungai kecamatan wonosari pada
desa kebabong, kluwut, plandi, plaosan adalah bagian hilir sungai. Merupakan
daerah rawan banjir jika musim penghujan tiba. Akibat air yang datang dari
hulu. Pola alirannya adalah dendritik.
Ø Sudut azimuth AB = 160˚ dan back azimuth AB
adalah 340 ˚.
H.
DAFTAR PUSTAKA
Treman, I Wayan. 2014. GEOMORFOLOGI.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sinthiya, Devi. 2010. Dasar –
Dasar Perpetaan Rupa Bumi Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang,
Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Geografi.
Komentar
Posting Komentar